A. MEMBACA
1. Menentukan isi bacaan
Untuk mengetahui
pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang dibacanya, perlu adanya
pertanyaan yang berhubungan dengan topik bacaan dan jawaban dari pembaca teks
mengenai topik dari bacaan itu.
Perhatikan ketentuan
berikut!
a. Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan
kata yang umum digunakan adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan
orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu), dan bagaimana
(menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
b. Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca
harus menggunakan kaliamat yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan
berhubungan dengan isi atau hal yang ditanyakan.
2. Menentukan unsur intrinsik dongeng
Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang
membangun cerita(tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan
tema), sedang unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang
ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial
budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).
Unsur intrinsik
a. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami
peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan
penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh
utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam
setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak
terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi
pelengkap dalam cerita.
b. Latar
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang
menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu
belangsung. Latar ada tiga macam, yaitu:
latar geografis, latar waktu, dan latar sosial. Latar geografis adalah hal-hal
yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal
yang berkaitan dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah
latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c. Alur
Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa,
yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan
oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atauketiganya.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang
terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang,
yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama sebagai
pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga terbatas.
Cerita dikategorikan
menggunakan sudut pandang orang
pertama sentralapabila dalam tokoh
sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita.
Dalam mengantarkan tokohnya pengarang menggunakan kata ganti aku, saya (orang
pertama).
Sudut pandang orang
pertama sebagai pembantu
adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang
mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang
ketiga serba tahu, yaitu pengarang
berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan
berdialog langsung dengan pembacanya. Di sini seolah-olah pengarang bisa
melukiskan ciri fisik dan perasaan tokoh secara mendalam. Pengarang menggunakan
kata ganti ia, dia, menyebut nama orang (orang ketiga).
Sudut pandang orang
ketiga terbatas ialah orang ketiga
menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang
menjadi ciri fisik tokoh yang menjadi tumpuan cerita tanpa melukiskan
perasaannya.
e. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran
atau perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.
f. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang
digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.
3. Menentukan isi laporan
Laporan adalah segala
sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukumsehubungan dengan
tugas yang dibebankan kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil dari suatu
pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau pengamatan. Topik
laporan adalah pokok yang dibicaran dalam laporan.
a. Fungsi laporan
(1) memberitahukan atau menjelaskan dasar
penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan masalah.
(2) memberitahukan atau menjelaskan
pertanggungjawaban tugas dan kegiatan.
(3) merupakan bahan untuk pendokumentasian.
(4) merupakan sumber informasi.
b. Tujuan laporan
(1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu
masalah.
(2) mengadakan pengawasan dan perbaikan.
(3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c. Syarat pembuatan laporan
(1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan
benar.
(2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan
sistematis.
(3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
(4) Menarik dan enak dibaca
d. Kerangka Laporan
(1) Pendahuluan
Berisi latar belakang
kegiatan yang dilaksanakan
(2) Isi laporan
Berisi rincian kegiatan
yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama,
tempat, waktu, dan orang yang terlibat dalam kegiatan
(3) Penutup laporan
Berisi kesimpulan
(4) Laporan diakhiri dengan identitas pembuat
laporan
4. Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik
yang dibaca
Rubrik adalah kepala
karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau majalah. Rubrik dalam surat kabar
misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain di surat
kabar, rubrik juga dimuat di majalah. Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran,
pertanyaan, kegemaran, dll.
5. Memahami unsur intrinsik puisi
Puisi dapat
didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya denganlebih
padat daripada pemakaian bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk
mengomunikasikan informasi atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis,
sedangkan puisi sebagai suatu karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi
melainkan cipta sastra membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan;
memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman. Untuk memenuhi
kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan kesadaran penuh ingin
mengetahui pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita
sendiri.
Unsur-unsur Puisi
a. Tema; makna
Tema merupakan sesuatu
yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi,
kita hendaknya membaca puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan
menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut.
Kita tidak cukup
mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna
yang tersiratnya. Kedua makna kata itu merupakan pintu masuk memahami makna
utuh sebuah puisi.
Pengungkapan dalam
puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi disebut citraan. Citraan perlu juga
dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan
yang digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap
objek.
Berikut ini jenis
citraan dan contohnya dalam puisi.
(1) citraan perasa
betapa dinginnya air
sungai
Dinginya! Dinginnya!
(2) citraan visual
Lihatlah,
Betapa indahnya alam
semesta ini
(3) citraan gerak
di luar angin
berputar-putar
si anak meraba
punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan sendam
(4) citraan pendengaran
Sebuah bel kecil
tergantung di jendela
Di bulan Juni berkeliling sepi
b. Rasa
Rasa adalah sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi. Rasa
merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap
permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan
tertentu antara lain haru, murung, ceria,
heroik, putus asa.
c. Nada
Nada merupakan sikap
penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya
puisi tersebut.
d. Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu
yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
6. Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak
Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat
lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat
juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk
dipertunjukkan di atas pentas.
Jenis Drama
Berdasarkan bentuk
dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk sastra
cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata
cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama kata.
Berdasarkan penonjolan
unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan berdasarkan
media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.
Unsur-unsur dalam drama
Unsur dalam drama
terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema.
a. Tokoh
Tokoh dalam drama
digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan
peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan fungsi
tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan
pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar.
b. Alur
Alur drama adalah
rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada adanya
hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya
sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur
itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks,
kritis, leraian, dan penyelesaian. Untuk memahami drama, kita harus melihatnya
secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja.
c. Latar
Latar adalah segala
sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana
peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang
dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya,
dan tata suara.
7. Menentukan makna denah
Denah adalah gambar
yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah, bangunan-bangunan dan lain-lain.
Denah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya denah pameran,
lokasi sebuah alamat, dan sebagainya. Denah juga diperlukan ketika seorang akan
membangun rumah. Dengan denah itu, tata letak dan ukuran ruangan-ruangan rumah
akan lebih terencana.
B. MENULIS
1. Menulis dialog
Dialog atau percakapan
adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog berisi
tanya jawab yang terarah antara dua orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban
diajukan secara bergiliran. Masalah dalam percakapan umumnya berupa
persoalan-persoalan ringan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah menyusun
dialog atau percakapan antara lain:
a. Menentukan masalah atau tema pembicaraan
b. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam
percakapan
c. Menentukan susunan kalimatnya
d. Menggunakan pilihan kata yang tepat
2. Mengisi formulir
Formulir adalah lembar
isian tentang informasi tertentu. Pengisian formulir dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir
adalah sebagai berikut:
a. Bagian kepala
Berisi nama lembaga,
alamat, nomor telepon
b. Bagian tubuh
Berisi keterangan yang
harus diisi seperti:
1) Nama lengkap
2) Jenis kelamin
3) Tempat dan tanggal lahir
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Keterangan lain
c. Bagian ekor
Berisi tempat dan
tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas pengisi.
Pengisian formulir harus
benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf yang jelas, misalnya menggunakan huruf
cetak. Hindarilah coret-coretan, karena akan menimbulkan keraguan.
3. Menggunakan kata depan
Kata depan merupakan
kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat. Kata depan biasanya terletak di depan kata
benda.
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Berikut ini contoh kata depan dan fungsinya:
Kata Depan
|
Fungsi
|
dari
|
menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milik
|
dengan
|
menandai hubungan kesertaan atau cara
|
di
|
menandai hubungan tempat berada
|
ke
|
menandai hubungan arah menuju suatu tempat
|
oleh
|
menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku
|
pada
|
menandai hubungan tempat atau waktu
|
sejak
|
menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang lain
|
bagi, untuk, buat, dan
guna
|
menandai hubungan peruntukan
|
karena, sebab
|
menandai hubungan sebab (penyebaban)
|
4. Menyusun kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung
dua pola kalimat atau lebih. Kalilmat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya
memiliki hubungan setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara tidak memiliki
anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai dengan konjungsi atau kata hubung lalu, dan, kemudian,
atau, tetapi, sedangkan.
Contoh :
Penggabungan
dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua
atau lebih pola kalimat.
· Kakak menyapu lantai
(kalimat tunggal I)
· Ibu memasak di dapur
(kalimat tunggal II)
· Kakak menyapu lantai dan
ibu memasak di dapur.
b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang
unsur-unsurnya tidak sederajat. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya
diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola
kalimat baru, di samping pola yang sudah ada. Salah satu unsurnya berfungsi
sebagai induk kalimat, dan unsur yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat
majemuk bertingkat ditandai oleh konjungsi antara lain sejak, ketika, agar,
karena, atau seandainya.
Misalnya:
· Adik bermain boneka.
(kalimat tunggal)
· Gadis kecil berpita merah
itu sedang bermain bola.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
Ayah berangkat ke
Surabaya ketika aku
5. Menulis petunjuk pemakaian
Petunjuk adalah
sesuatu tanda untuk menunjukkan atau memberi tahu. Pemakaian adalah proses,
cara, atau penggunaan. Petunjuk pemakaian adalah suatu tanda untuk menunjukkan
dalam penggunaan. Kamu harus mengetahui petunjuk pemakaian sebelum menggunakan
agar kamu dapat menggunakan secara baik dan benar.
Agar benar-benar dapat
memudahkan, petunjuk tersebut harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut.
a. Jelas
Yang dimaksud jelas
adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah
pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan
nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat
lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan
menggunakan istilah-istilah yang lazim.
b. Logis
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu.
c. Singkat
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan.
d. Menggunakan kalimat perintah
Coba kamu perhatikan
petunjuk pemakaian obat berikut ini!
1) Obat diminum 3 kali sehari
2) Obat diminum setelah makan
3) Minum obat dengan duduk tenang
4) Harus dengan resep dokter
Setelah minum obat,
barulah dapat beristirahat. Tidak boleh terlalu capek karena dapat menghalangi
kerja obat.
6. Menggunakan sinonim dan antonim
a. Sinonim
Sinonim
ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
· yang sama maknanya
sudah
- telah
sebab
- karena
amat
- sangat
· yang hampir sama maknanya
untuk
– bagi – buat – guna
cinta
– kasih – sayang
melihat
– mengerling – menatap – menengok
b. Antonim
Antonim
ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.
Contoh:
besar
><
kecil
ibu
><
bapak
bertanya ><
menjawab
7. Menggunakan imbuhan (afik)
a. Prefiks (Awalan) : be®-, pe®-, me(N)-, di-, te®-, se-, pe(N)-,
ke-
b. Infiks (Sisipan) : -el-, -em-, -er-, -in-(?)
c. Sufiks (Akhiran) : -kan, -i, -an
d. Konfiks (Gabungan imbuhan) : ber-kan, ber-an, per–an, pe –an, per-i,
me-kan, Me-i, memper-, memper–kan, memper-i, ter-kan, ter-i,
Rumus Pembentukan Kata
a. Ketahui/pastikan bentuk dasarnya
b. Ketahui/pastikan bentuk terikat yang mengimbuhinya
· kontrakkan : kontrak + -kan
· kontrakan : kontra + -kan
Untuk menentukan makna
imbuhan dengan mudah, dapat dilakukan
dengan cara berikut:
a. Gantilah imbuhan yang ditanyakan dengan tanda
titik-titik.
b. Isilah titik-titik tersebut dengan kata yang
sesuai dengan makna kalimat asal.
c. Dalam pengisian, bentuk dasar kadang-kadang
perlu ditambah imbuhan.
Contoh:
Contoh:
Apa makna imbuhan
me-kan pada “Upaya meninggikan tanggul sudah dikerjakan?
Langkah 1:
Upaya …tinggi tanggul
sudah dikerjakan.
Langkah 2:
Upaya membuat tanggul
jadi tinggi sudah dikerjakan.
Jadi makna me-kan pada
kalimat di atas: membuat
jadi …
8. Menyusun paragraf
Paragraf merupakan
susunan beberapa kalimat yang terjalin secara utuh dan padu yang didalamnya
memuat satu gagasan utama. Yang tidak boleh dilupakan dalam pengembanganparagraf adalah koherensi antarkalimat maupun ide dengan panduan
kohesi yang tepat. Kalau hal itu diperhatikan, tidak ada paragraf yang memiliki kalimat dengan ide lain.
Kalimatseperti itu hendaknya dibuang karena dapat mengacaukan kepaduan ide. Kalimat seperti itu biasa disebut kalimat sumbang atau tidak padu.
Syarat pembentukan
paragraf yang baik :
a. Prinsip kesatuan (unity) : maksudnya setiap paragraf sebaiknya
mengandung satu gagasan pokok.
b. Prinsip kepaduan/koherensi : setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan
kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau
terlepas satu sama lain.
c. Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika
tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan
Berdasarkan letak
kalimat utama paragraf
dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Paragraf deduktif
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus.
b. Paragraf induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat
khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
c. Paragraf campuran
1) Letak kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf
2) Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat
penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
9. Ejaan
a. Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat.Misalnya:
· Dia mengantuk.
· Apa maksudnya?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
· Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
· Bapak menasihatkan, “Berhati-hati, Nak!”
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur'an, Weda, Islam, Kristen.
· Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
· Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
· Tahun ini dia pergi naik haji.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, LaksamanaMuda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jendral Departemen Pertanian, GubernurKalimantan Selatan
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, LaksamanaMuda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jendral Departemen Pertanian, GubernurKalimantan Selatan
7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidakdiikuti
nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
· Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
· Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik
menjadi mayor jenderal.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagainama jenis atau satuan ukuran.
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagainama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yangdipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
· mengindonesiakan kata asing
· keinggris-inggrisan
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
peristiwa bersejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa bersejarah yang
tidakdipakai sebagai nama.
Misalnya:
· Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsanya.
· Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama gografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez.
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez.
14) Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara.
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara.
15) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahdan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan danKebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Rresiden RepublikIndonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
pemerintahdan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan danKebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Rresiden RepublikIndonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
17) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
18) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
19) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari,
dan, yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal.
Misalnya:
Misalnya:
· Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
· Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
· Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
20) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
sapaan.
Misalnya:
· Dr. Doktor
· S.E. Sarjana Ekonomi
· Sdr. Saudara
21) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan paman yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
· Kapan Bapak berangkat? tanya Harto.
· Adik bertanya, Itu apa, Bu?
· Surat Saudara sudah saya terima.
· Silakan duduk, Dik! kata Ucok.
· Besok Paman akan datang.
· Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
· Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
22) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatanyang
tidak dipakai dalam pengacauan atau penyapaan.
Misalnya:
· Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
· Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
23) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata ganti Anda.
Misalnya:
· Sudahkah Anda mengerti apa yang saya sampaikan ?
· Buku Anda telah saya kembalikan.
b. Penulisan tanda baca
1) Tanda Titik
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
· Ayah tinggal di Solo.
· Biarlah mereka duduk disana.
b) Tanda titik dipakai untuk singkatan nama
orang.
Misalnya :
· A.S. Kramawijaya
· Muh. Feedayen
c) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan atau
gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.Misalnya :
· Dr. Doktor
· Kol. Kolonel
· Prof. Profesor
· S.E Sarjana Ekonomi
d) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sangat umum. Pada singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.Misalnya :
· a.n. atas nama
· Yth. Yang terhormat
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yangmenunjukan waktu.
Misalnya :
· pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20
detik)
f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka
waktu.
Misalnya : 1.35.20 jam
(1 jam, 35 lewat, 20 detik)
g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angak ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak
menunjukan jumlah.
Misalnya :
· Ia lahir pada tahun 1950 di Bandung.
· Nomor gironya 045678. (Tanda titik di sini mengakhiri kalimat).
h) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau
suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Misalnya :
· UUD Undang Undang Dasar
· sekjen sekretaris janderal
i) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
· TNT Trinitrotoluen
· Cm Sentimeter
· L Liter
· Kg Kilogram
j) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilutrasi, tabel dan sebagainya.\
Misalnya :
· Acara Kunjugan Adam Malik
· Bentuk dan Kedaulatan ( Bab I UUD 45)
· Salah Asuhan
k) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan penerima surat.
Misalnya :
· 1 April 1973
· Yth. Sdr. Moh. Hanafi
Jalan Pemuda 43 Yogyakarta
· Kantor Penempatan Tenaga Kerja
Jalan Cikini 71
Jakarta
2) Tanda Koma ( , )
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
· Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
· Satu, dua, …… tiga !
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setaraberikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi, melainkan.
Misalnya :
· Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
· Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak
Kasim.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabilaanak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
Misalnya :
· Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
· Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabia anak
kalimat mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
· Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
· Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.
e) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau
ugkapan penghubung antarkalimat yangterdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, meskipun, lagi pula, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
· Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
· Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
f) Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
· O, begitu ?
· Wah, bukan main !
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain
dalamkalimat.
Misalnya :
· Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
· “Saya gembira sekali,“ kata ibu, “ Karena kamu lulus.”
h) Tanda koma dipakai diantara (i)nama alamat, (iii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama temapat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
· Sdr. Hasan, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
· Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Indonesia, Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
· Surabaya, 10 Mei 1960
i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian yang dibalik susunannya dalamdaftar
pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan
Takdir. 1945. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
j) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakanya dari singkatan
nama keluarga dan marga.
Misalnya:
· Ratu Langi, S.E.
· Ny. Khadijah, M.A.
k) Tanda koma di pakai di muka angka persepuluhan
dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya:
· 12,54 m
· Rp12,50 (lambang Rp tidak pakai titik)
l) Tanda koma di pakai untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi.
Misalnya:
· Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
· Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang
laki-laki makan sirih.
· Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompoknya,
maju cepat-cepat.
m) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
apabila petikan lansung tersebut berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru
dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Misalnya:
· “Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
· “Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
3) Tanda Titik Koma ( ; )
a) Tanda titik koma dapat di pakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut,
kami belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dapat di pakai untuk
memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Ayah mengurus tanaman
di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan
nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar
4) Tanda Titik Dua ( : )
a) Tanda titik dua
dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Misalnya:
Yang
kita perlukan sekarang adalah barang-barang seperti berikut: kursi, meja, dan
almari.
b) Tanda titik dua
dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
tempat
sidang : Ruang 104
pengantar
acara : Bambang S.
hari : Senin
c) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu :
“Bawa kopor ini, Mir!”
Amir :
“Baik, Bu”
Ibu :“
Jangan lupa. Letakkan baik baik!”
d) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi,
meja, dan lemari.
5) Tanda Hubung (-)
a) Kata penghubung menyambung suku-suku kata
dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
|
Misalnya:
Suku kata terdiri dari
huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris
atau pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian di depanya pada pergantian
baris.
Misalnya:
|
Akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada
pangkal baris.
c) Tanda hubung
Menghubungkan unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
· anak-anak
· berulang-ulang
· dibolak-balik
· kemerah-merahan
Tanda ulang (…….2)
hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
· p-a-n-i-t-i-a.
· 8-4-1973
e) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
· ber-evolusi dengan be-revolusi
· Dua puluh lima-ribuan (20X5000) dengan
· dua puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
· Istri-perwira yang ramah dengan
· istri perwira-yang-ramah.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a)
se- dengan berikutnya yang dimulaidengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka ,
(c) angka dengan an- , dan (d) singkatan huruf
kapital dengan imbuan atau kata.
Misalnya :
· se-Indonesia
· se-Jawa Bara
· hadiah ke-2
· tahun 50-an
· ber-SMA
· KTP-nya nomor 141693
· Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur
bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Misalnya : di-charter, pen-tackle-an
6) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
· Kapan ia berangkat ?
· Saudara tahu, bukan ?
b) Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung
untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai
sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atauperintah, atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yangkuat.
Misalnya :
· Alangkah seramnya peristiwa itu !
· Bersihkan kamar ini sekarang juga !
8) Tanda Petik (“…”)
a) Tanda Petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama
tinggi di sebelah atas baris.
Misalnya :
· “Sudah siap?” tanya Awal.
· “Saya belum siap,” seru Mira, “Tunggu
sebentar!”
b) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih
kurang dikenal atau kata yangmempunyai arti khusus.
Misalnya :
· Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul
“Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo
· Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5
buku itu.
· Pekerjaannya itu dilaksanakannya dengan cara
“coba dan ralat” saja.
· Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja
dikenal dengan nama “cutbrai”.
c) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata Tono,
“Saya juga minta satu.”
d) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit
kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Misalnya :
· Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan
“si Hitam”.
· Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.
9) Tanda Garis Miring ( / )
a) Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Misalnya : No.
7/PK/1973
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Misalnya :
· mahasiswa/mahasiswi
· harganya Rp 15,00/lembar
· jalan daksinapati IV/3
10. Menulis/melengkapi pantun
Pantun adalah puisi yang
bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat,
teka-teki danjenaka.
Contoh
:
|
(1) Ramai orang
bersorak-sorak
(2) Menepuk gendang dengan rebana
|
(3) Alangkah besarnya hati
awak
(4) Mendapat baju dengan celana
|
(1) Kemumu di tengah pekan
(2) Dihembus angin jatuh ke bawah
|
(3) Ilmu yang tidak diamalkan
(4) Bagai pohon tidak berbuah
11. Menyusun kalimat
a. Kalimat efektif dan
kalimat tidak efektif
1) Kalimat efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singkat,
jelas, dan tepat.
· Jelas
: berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
· Singkat : hemat
dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
· Tepat
: sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
2) Kalimat tidak efektif
Kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat
yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-sebab ketidakefektifan kalimat
1) kontaminasi= merancukan 2 struktur benar
1 struktur salah
contoh:
· diperlebar, dilebarkan
diperlebarkan (salah)
· memperkuat, menguatka
memperkuatkan
(salah)
· sangat baik, baik sekali
sangat baik sekali
(salah)
· saling memukul, pukul-memukul
saling pukul-memukul
(salah)
· Di sekolah diadakan pentas seni.
Sekolah mengadakan
pentas seni. (salah)
2) Pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
· para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu
para)
· para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
· banyak siswa-siswa (banyak siswa)
· saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah
bermakna ‘saling’)
· agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
· disebabkan karena (sebab bersinonim dengan
karena)
3) Tidak memiliki subjek
contoh:
· Buah mangga mengandung vitamin. (SPO) (benar)
· Di dalam buah mangga terkandung vitamin. (KPS)
(benar) ??
· Di dalam buah mangga mengandung vitamin. (KPO)
(salah)
4) Adanya kata depan yang tidak perlu
· Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
· Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
· Selain daripada bekerja, ia juga
kuliah.
5) Salah nalar
· waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang
dipersilahkan)
· Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa
menolak?)
· Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
· Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik
selalu ke atas)
· Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet
tidak selalu berada di belakang)
· Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak
masuk, seharusnya presensi)
· Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih
prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6) Kesalahan pembentukan kata
· mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
· menyetop seharusnya menstop
· mensoal seharusnya menyoal
· ilmiawan seharusnya ilmuwan
· sejarawan seharusnya ahli sejarah
7) Pengaruh bahasa asing
· Rumah di mana ia tinggal … (the house where he
lives …) (seharusnya tempat)
· Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of
the quarrel) (kata daripadadihilangkan)
· Saya telah katakan … (I have told) (Ingat:
pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8) Pengaruh bahasa daerah
· … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
· .. oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat
pasif persona)
· Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
b. Kalimat utama
Paragraf merupakan
gabungan kalimat yang dikendalikan oleh kalimat topik atau kalimat utama.
Kalimat utama sebaiknya sudah merupakan pernyataan khusus,
supaya pengembangan paragraf mudah dikerjakan.
Kalimat utama dalam
paragraf biasanya merupakan kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat yang lain
menjelaskan kalimat utama atau disebut kalimat penjelas.Kalimat utama bersifat
umum.
Kalimat utama dalam
suatu paragraf biasanya terdapat di awal paragraf (deduktif), di akhir
(induktif), atau di awal dan di akhir paragraf (deduktif-induktif/campuran). Dalam paragraf berjenis narasi kalimat utama
dapat tersebar di seluruh paragraf.
12. Menulis pengumuman
Pengumuman adalah
pesan atau informasi yang disampaikan kepada
umum/publik. Tujuan pengumuman adalah menyampaikan
sesuatu agar diketahui
masyarakat (publik). Pengumuman
berbeda dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar diketahui
masyarakat. Selain itu, pengumuman berguna untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan memberi tahu sesuatu kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar orang
tertarik, kemudian membeli apa yang disampaikan dalam iklan. Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan pengumuman tidak resmi.
Pengumuman yang baik
mengunakan baghasa yang singkat, padat, mudah dipahami isinya. Bahasa yang
singkat berarti bahsa itu ringkas, tidak berbelit-belit. Bahasa pengumuman
harus padat, maksudnya ada kepaduan bentuk paragraf, terdapat hubungan erat
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf.
Pengumuman harus
memuat
a. Kepada siapa pengumuman itu ditujukan atau
sasaran pengumuman
b. Isi pengumuman
c. Tempat dan tanggal pengumuman dibuat
d. Pembuat pengumuman
13. Menulis iklan
Iklan adalah
pemberitahuan kepada khalayak umum yang bertujuan untuk menawarkan, membujuk,
dan memakai produk yang ditawarkan. Produk yang ditawarkan biasanya berupa
barang dan jasa. Iklan umumnya disampaikan di media massa berupa televisi,
radio, koran, majalah, reklame, dan sebagainya. Iklan memiliki ciri yaitu :
mudah dipahami, menarik, membut penasaran, singkat, jelas, padat, dan jujur.
Kelezatan ANEKA OLAHAN GURAMEH yang tiada duanya hanya di Rumah Makan Ngangeni, Jalan Kaliurang KM. 2 Yogyakarta.
14. Menulis teks pidato
a. Menyusun kerangka
Sebagaimana karangan
biasa, penyusunan naskah pidato hendaknya didahului dengan pembuatan kerangka.
Adapun kerangka umum
pidato adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Bagian ini antara lain
berisi salam dan ucapan syukur. Pada bagian ini disampaikan pula pengantar ke
arah isi pokok, misalnya dengan pernyataan “Pada kesempatan ini izinkan saya
untuk menyampaikan tentang pentingnya makna peringatan Hari Aids Sedunia”.
2) Isi pokok
Bagian ini berisi
uraian atas isi pokok. Uraian hendaknya disusun dengan pola induktif (simpulan
diperoleh berdasarkan analisis atas data-data atau bukti).
3) Penutup
Bagian ini berisi penegasan kembali simpulan, harapan atau ajakan untuk melakukan sesuatu, permohonan maaf, dan salam.
Bagian ini berisi penegasan kembali simpulan, harapan atau ajakan untuk melakukan sesuatu, permohonan maaf, dan salam.
b. Menguraikan kerangka menjadi naskah lengkap
Dalam bagian ini,
penulis harus cermat dalam memilih data, menggunakan kosa kata, dan menggunakan
sapaan serta salam yang tepat. Untuk memisahkan antarbagian, penulis pidato
dapat menyisipkan sapaan (misalnya, “Para peserta upacara yang saya hormati,
Hadirin yang saya muliakan”). Sapaan ini sangat berguna untuk mengurangi
kepenatan pendengar dalam menyimak pidato.
15. Menulis surat
Surat adalah suatu
sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasitertulis oleh
suatu pihak kepada pihak lain. Informasi yang disampaikan itu dapat
berupapemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan
yang terjadiantara pihak-pihak itu disebut surat-menyurat atau korespondensi.
Dengan kata lain, surat-menyurat itu
merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis.
Isi Surat
Secara garis besar isi
surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakanparagraf pembuka,
bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakanparagraf
penutup.
a. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan
diberitahukan. Paragraf pembukaberisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan,
atau permintaan.
Contoh paragraf pembuka :
· Kami ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa
….
· Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah
meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan dengan itu, ….
· Pada tanggal 14—18 Juli 1990 kami akan
mengadakan Penataran Kebahasaan I.Tujuan penataran itu adalah sebagai berikut.
· Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan
menyelenggarakan Seminar PengajaranBahasa Indonesia, pata tanggal 5—6 November 1978, di Wisma Samudra,
JalanDaksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
· Dalam salah sebuah media massa terbitan
Jakarta, kami telah membaca bahwarumput laut telah dibudidayakan. Sehubungan
dengan itu, kami ingin mendapatkaninformasi tentang perbudidayaan rumput laut
itu.
· Di samping itu, paragraf pembuka berisi
balasan (jawaban) seperti dalam contohberikut:
- Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat
Saudara tanggal 10 Januari 1986, No. 05/Diklat/1/I/ 1986 akan kami jawab sebagai berikut.
- Surat Anda telah kami terima. Sehubungan
dengan itu, kami inginmemberitahukan hal berikut.
b. Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun, isi surat harus singkat, lugas,
dan jelas.
c. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau
berisi ucapan terima kasih kepada
penerima surat.
Contoh paragraf
penutup:
· Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima
kasih.
· Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang
baik selama ini, kami ucapkan Sesuai dengan permintaan Saudara dalam surat
tanggal 4 Januari 1989, No. 29/H/PU/1989,
bersama ini kami kirimkan seberkas surat perjanjian kerja. terima kasih.
· Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan
sumbangan kami.
· Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan
Saudara.
16. Mendeskripsikan gambar dengan kalimat yang tepat
Mendeskripsikan gambar
atau benda sama dengan menyebutkan ciri-ciri benda atau gambar tersebut.
Kalimat deskripsi:
Aku seekor binatang. Buluku indah berwarna-warni. Aku suka
hinggap di atas bunga yang sedang mekar. Anak-anak suka sekali mengejarku dan
aku akan terbang tinggi.
17. Menulis ringkasan
Ringkasan adalah cara
menyajikan karangan asli dalam bentuk singkat. Walaupun singkat, ringkasan harus
tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli. Ringkasan
yang baik berbentuk karangan. Karangan tersebut terdiri atas beberapa kalimat
yang utuh. Jadi, ringkasan merupakan rangkaian kalimat yang utuh.
Ringkasan dibiat dengan
tujuan mempermudah dalam mengetahui isi sebuah tulisan. Cara membuat ringkasan
sebagai berikut.
a. Memahami dengan baik isi bacaan yang diringkas
b. Mencatat gagasan utama
c. Merangkai gagasan utama dengan kalimat sendiri
18. Mengurutkan gambar seri
Gambar seri adalah
rangkain gambar yang menceritakan suatu peristiwa. Dalam gambar seri, setiap
gambar menceritakan satu peristiwa dari ringkasan suatu cerita.
Urutan cerita sebagai
berikut.
(4) Malin Kundang
pulang ke kampung halamannya menaiki sebuah kapal yang besar,
(2) Ibu Malin Kundang
mengetahui kabar kedatangan anaknya dan menunggu kedatangan anak lelakinya yang
telah lama merantau,
(3) Mengetahui ibunya
datang dengan pakaian compang-camping, Malin Kundang malu untuk mengakui dia
sebagai ibunya, ia pun mengusir sang ibu,
(1) Sang ibu sangat
sedih dan kecewa, sehingga ia mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar