MEMAHAMI
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
A.
Kegiatan Belajar
Kegiatan
belajar 1
a.
Tujuan pembelajaran 1
Siswa dapat memahami pengertian dan konsep
inti kewirausahaan untuk mampu berhasil
dalam mengembangkan diri dan usaha.
b.
Uraian materi 1
Konsep
Inti Kewirausahaan
Untuk
memahami seseorang yang memiliki karakteristik kewiraushaan , coba sdr. amati
siswa yang berprestasi dan menjadi juara kelas, guru teladan, pengusaha yang
berhasil, atlet yang berprestasi, bupaii yang sukses membagung daerahnya dan
sebagainya.
Pertanyaannya
mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka?
Bagaimana
komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan apa yang ingin dicapai
mereka? Bagaimana cara mencapai tujuantersebut? Kemampuan apa yang mereka
miliki ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep
atau pengertian kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat
pada ciri-cirinya , yaitu setiap orang yang pandai meraih dan menciptakan
peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai nilai
tambah
barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara menerapkan cirri-ciri yang
melekat padanya.
Berikut
adalah beberapa definisi kewirausahaan yang sudah dikenal secara luas.
1
.Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa
dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari
waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk
meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa
berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat
diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada
hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,
keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara
kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik
untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok
lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Istilah
kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam
bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad
pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor
yang memimpin proyek produksi,
Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter , yaitu sebagai
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan
jasa yang baru, dengan
menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam
definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan
suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara
bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Norman
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha
sebagai berikut: “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the
face
of
risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F.
Burgess (1993:35) wirausaha
adalah
orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya
dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai
semua
tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan
untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan
adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari
beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut
(
Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability
to create the new and different) (Drucker,
1959).
3.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan
perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu
yang berbeda (inovative) yang bermanfaat
memberi nilai lebih.
6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan
persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan
barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang
sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan
keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan
nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
risiko.
Dari
segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bias menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut
maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997
Sejalan
dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan
adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha
mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan
dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerjayang
lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi
serta kemampuan manajemen.”
c.
Rangkuman
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif, bercipta,
berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.
d.
Tugas
Buatlah
ciri-ciri wirausaha menurut pandangan anda sendiri dan sebutkan 5 tokoh yang
mengkaji tentang kewiraushaaan !
e.
Evaluasi
A. Instrumen
Penilaian / soal
1. Jelaskan bagaimana ciri-ciri sikap seseorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan?
2. Jelaskan bagaimana ciri-ciri motivasi seseorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan?
3. Jelaskan
pengertian wirausaha!
4.
Jelaskan pengertian kewirausahaan!
B. Kunci
Jawaban:
1. Ciri cirri
sikap kewirausahaan: Bersikap jujur, bersikap disiplin, bersikap ingin tahu, bersikap
menghargai pekerjaan, bersikap orientasi
kedepan, bersikap keteguhan, bersikap mandiri, bersikap
toleransi, bersikap terbuka.
2. Ciri-ciri
motiv wirausha, motif berprestasi, motif berafiliasi, motif menguasi akan
hasil-hasil
(berorientasi hasil).
3. Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau
bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan
mengelola, mengendalikan semua usahanya.
4. kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya
dan orang lain.
Kegiatan belajar
2
a. Tujuan
pembelajaran
Siswa dapat
mengenal dan menunjukkan ciri-ciri wirausaha
b. Uraian materi
2
Karakteristik
Kewirausahaan
2.1 Motif
Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede
Anggan Suhanda (dalam Suryana,
2003
: 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat
untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh
Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan
kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
(physiological needs),
kebutuhan
akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs).
Menurut
Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
1.
Faktor “Pendorong
2.
Faktor “Pemelihara
Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34)
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5.
Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
Jika tugas yang diembannya sangat ringan,
maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi
ia selalu menghindari tantangan yang paling
sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Motivasi
(Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang
berarti
to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri
(hal.92) berpendapat, motivasi merupakandorongan, hasrat, atau kebutuhan
seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan
berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi
energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama
dengan drive. Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan
"drive”
sama
seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan
mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan
dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua
lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik
mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti
kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab
ekstrinsik
meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3)
pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1)
mencirikan ketahanan dan suatu
ketakutan
akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan
akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75). Namun, Travers (1982:435)
mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu
mengharapkan akan sukses dan takut
akan
kegagalan.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi
berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan
dengan atribusi intrinsik dari Wainer,
ada
tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana
hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi
dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada
dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi
belajar yang diharapkan.
2.2
Selalu Perspektif
Seorang
wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki
pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko
yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam
mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
2.3
Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut
Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking
new thing), oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara
baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul
buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa
ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama
dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from
nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan (inovation isthe ability to apply creative solutions to those
problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes
creativity involves generating something from nothing. However, creativity is
more likely to result in colaborating on the present, in putting old things
together in the new ways, or in taking something away to create something
simpler or better”.
Dari
definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1.
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2.
Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3.
menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut
Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at
something old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu
yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas
adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something
from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah
dalam
menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas
dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari
(applying creativity and inovation to solve the problems and to exploit
opportunities that people face every day).
Berinisiatif
ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan
berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan
inovasi.
Menurut
Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap
1: Persiapan
(Preparation)
Tahap
2: Penyelidikan
(Investigation)
Tahap
3: Transformasi
(Transpormation)
Tahap
4: Penetasan
(Incubation)
Tahap
5: Penerangan
(Illumination)
Tahap
6: Pengujian
(Verification)
Tahap
7: Implementasi
(Implementation)
2.4
Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi
wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan
banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha.
Menurut
Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia
18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very
rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya
kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak
alas an untuk mengatakan hal itu.
Pertama,
setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
"intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha.
"Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni
daya imajinasi kreatif.
Karena
manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain,
dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir.
Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan
berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
penting seperti: Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan
kemanakah aku akan pergi?
Serta
apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Menelusuri
sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran mengenai kekuatan dan
kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah pengalaman hidup : hambatan
dan kesulitan yang
pernah
kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan,
kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya. Namun, karena semuanya sudah
berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah semua itu.
Kita harus menerimanya dan memberinya makna yang tepat serta meletakkannya
dalam suatu perspektif masa kini dan masa depan (Harefa: Sukses Tanpa Gelar,
Gramedia
Pustaka Utama, 1998 : 3-7). Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita
berada, apa yang
telah
kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan apa yang
belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita dan
apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan lain sebagainya. Dengan
menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat bersyukur atau mengeluh, kita
dapat berpuas diri atau menentukan sasaran berikutnya, dan seterusnya. Masa
depan memberikan harapan, paling tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang
beriman berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan,
dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan cita-cita
atau impian kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan masa depan yang
lebih baik, lebih cerah, lebih menyenangkan. Sebab selama masih ada hari esok,
segala kemungkinan masih tetap terbuka lebar (terlepas dari pesimisme atau
optimisme mengenai hal itu).
Jelas
bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung dengan daya
imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah segala hambatan (obstacle),
kesulitan (hardship), dan kesenangan atau
suka
cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika Poppy King
mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi olehseorang
wirausaha dalam bidang apapun, maka bukankah itu berartibahwa kewirausahaan
adalah untuk semua orang? Siapakah manusia di
muka bumi ini yang tidak pernah menghadapi hambatan dan kesulitan
untuk mencapai cita-cita dan impiannya?
Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya untuk
semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari. Peter F. Drucker, misalnya,
pernah menulis dalam Innovation and Entrepreneurship bahwa, "Setiap orang
yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi
wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab (atau maka) kewirausahaan
lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak
pada konsep dan teori, bukan pada intuisi". Dan perilaku, konsep, dan
teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang
kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka
kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa
belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak
selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas tertentu,
tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan saja maka belajar
berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi
wirausaha "besar".
Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan kepada
kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah
manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com
tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari hal ini setelah ia berguru
kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu komputer pribadi (Apple). Dan
kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya
senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga
manusia biasa.
Alasan
keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses puluhan wirausaha
kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokalnasional- regional sampai
internasional-global-dunia, maka sampai pada kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses
mereka sangatlah sederhana. Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat
disampaikan bahwa mereka:
1.
digerakkan oleh ide dan impian,
2.
lebih mengandalkan kreativitas,
3.
menunjukkan keberanian,
4.
percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5.
melihat masalah sebagai peluang,
6.
memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7.
mulai dengan modal seadanya,
8.
senang mencoba hal baru,
9.
selalu bangkit dari kegagalan, dan
10.tak
mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh
kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar
biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar)
melakukannya.
Alasan
kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang kepada kepemimpinan. Dan
kepemimpinan adalah untuk semua orang (Harefa : Berguru Pada Matahari, Gramedia
Pustaka Utama, 1998; juga Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Kompas, 2000).
Dengan lima alas an sederhana di atas, dapat menegaskan bahwa kewirausahaan
adalah untuk semua orang.
2.5
Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang
wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat
didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut
seorang
wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala
(semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah
dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut
menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh
terhadap pekerjaan yang digelutinya maka
wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan
pekerjaannya.
Salah
satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah
karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita. Belajar dari
negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II. Tetapi kini, lima
puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa?
Karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung,
jalan, dan infrastruktur fisik. Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang
Jerman adalah :
rasional,
disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan
bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang
Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen
Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter
dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip
dalam bushido, ialah :
(1)
Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika
harus mati demi
keputusan itu, matilah dengan gagah,
terhormat,
(2)
Yu : berani, ksatria,
(3) Jin : murah
hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
(4) Re :
bersikap santun, bertindak benar,
(5) Makoto :
tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,
(6) Melyo :
menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
(7) Chugo :
mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam
penerapan
bushido, konsisten, inten dan
berkualitas.
Indonesia
mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa kita
karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam
menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap
“Ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang
maha kuasa”. Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan
menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia”
prakteknya menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat” dsb. Inilah bukti dari
ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.
Dampak
kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja asal-asalan. Beberapa
pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan yang sering muncul ke permukaan
yang menggambarkan etos kerja asalasalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai
“etos kerja edan”, ialah : (1) bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja
sebisanya saja, (3) bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4)
bekerja seadanya saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja
harus pinterpinter, yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus
ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil, (8)
bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. Ungkapanungkapan seperti
tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos kerja yang pantas untuk
dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari itu wajarlah jika
bangsa ini harus menerima pil pahit bencana nasional krisis yang berkepanjangan
yang tak kunjung usai.
Untuk
mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan harus memiliki Etos
Kerja Unggul.
Jansen
H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut :
1.
Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau
diorientasikan pada Yang
Suci. Penghayatan kerja semacam ini hanya
mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan
harus dari Tuhan, tapi bias juga dari
idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran
bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci,
terbitlah perasaan untuk melakukannya secara benar.
2.
Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras :
Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh
dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah
potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau
penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan,
karena kerja adalah pengerahan energi
bio-psiko-sosial. Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin.
Maka agar menjadi maksimal, kita akan
sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah
setengah.
3.
Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus :
Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh
Yang Maha Kuasa.
Respon yang tepat adalah bersyukur dan
berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai
rahmat, (1) Tuhan memelihara kita, dan (2)
disamping secara finansial kita mendapat upah, juga ada
kesempatan belajar, menjalin relasi sosial,
dsb. Pemahaman demikian akan mendorong orang untuk
bekerja secara tulus.
4.
Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas :
Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai
pemegang amanah, kita dipercaya, berkompeten dan
wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika
terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung jawab
akan makin menguat. Di pihak lain hal ini
akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan amanah yang
akan menguklir prestasi kerja dan
penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.
5.
Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif:
Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur
keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya
seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan
seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk
mengembangkan dan menyelesaikan setiap
masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang,
tetapi lebih pada
mengaktualisasikan potensi kreatif untuk
mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.
6. Kerja itu
ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius:
Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam
arti ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang
diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan
lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk
pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk
demokrasi, keadilan, mengatasi kemiskinan,
memajukan agama, dsb. Jadi bekerja harus
serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat
teraktualisasikan secara nyata sebagai
bentuk pengabdian pada Tuhan.
7.
Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna
Secara moral kemuliaan sejati datang dari
pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia.
Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi
institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain
dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak
seperti hewan yang hidup untuk dirinya sendiri. Manusia
moral seharusnya mampu proaktif memikirkan
dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka
kuncinya ia akan sanggup bekerja secara
sempurna.
8.
Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul:
Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja
menghormati kita karena memilih
sebagai penerima kerja (2) kerja memberikan
kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3)
hasil karya yang baik memberi kita rasa
hormat, (4) pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan
seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan
atau beban orang lain, (5) pendapatan bias menanggung
hidup orang lain. Semuanya adalah
kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan
itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk
menghasilkan mutu setinggi–tingginya.
Dengan unggul di segala bidang kita akan
memenangkan persaingan.
Bekerja
dalam bidang apapun harus unggul dan disertai dengan keikhlasan.
2.6
Mandiri atau Tidak Ketergantuangan
Sesuai
dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu
yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan
ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya,
dia dapat mandiri menjalankan usahayang digelutinya tanpa harus bergantung pada
orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
2.7 Berani
Menghadapi Risiko
Richard
Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad
ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko.
Wirausaha dalam mengambil
tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia
berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh
sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya
risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian
menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk
terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15).
Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
lebih
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh
sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan
adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan
yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan, dan
menjauhi
situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini
sangat tergantung pada :
1.
daya tarik setiap alternatif
2.
kesediaan untuk rugi
3.
kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh
kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko antara lain
1.
keyakinan pada diri sendiri
2.
kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan
memperoleh
keuntungan.
3.
kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.
Pengambilan
risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya,
semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar
keyakinan orang tersebut akan kesanggupan mempengaruhi hasil dan keputusan, dan
semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menut orang lain
sebagai risiko. Oleh karena itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang
inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku
kewirausahaan (Suryana, 2003 : 22)
2.8
Selalu Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu
juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis
serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi
nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
Anugerah
Pekerti, mantan Direktur Utama Lembaga Manajemen PPM, mendefinisikan
kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif, dan inovatif.
Howard
H. Stevenson, mantan Presiden Harvard Business School yang memahami
kewirausahaan sebagai suatu pola tingkah laku manajerial (menyeluruh) yang
terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan
sumber daya yang dimilikinya. Saya
mendukung
pendapat Drucker bahwa pemanfaatan peluang merupakan definisi yang tepat untuk
kewirausahaan dan bahwa seorang wirausaha harus mengalokasikan sumber daya dari
bidang-bidang yang member hasil rendah atau menurun ke bidang-bidang yang
memberi hasil tinggi atau meningkat.
Joseph
Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah innovator produksi. Dan mengatakan
bahwa wirausaha adalah seorang peniru, seperti pendapat William H. Sahlman,
juga tak ada salahnya. Tetapi saya pribadi lebih suka pada pandangan Jose
Carlos Jarillo-Mossi yang mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang
merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi
dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai.
2.9
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol.
Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga
ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu
memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan
bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan
untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability
adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan
untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus
memiliki taktik mediator dannnegotiator daripada diktaktor.
Semangat,
perilaku dan kemampuan wirausaha tentunyabbervariasi satu sama lain dan atas
dasar itu wirausaha dikelompokkanmenjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal,
Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya
lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative
Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol
dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut
Innovative
Entrepreneur.
2.10
Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah
satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan
usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha,
tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha
yang diperoleh.
Untuk
menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah satu kuncinya adalah
menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis dan fleksibel, manajer bervisi
ke depan, serta lingkungan kerja yang kondusif.
1.
Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel.
Pengembangan organisasi perusahaan harus
didasarkan atas visi, misi dan tujuan yang jelas. Ada
delapan roh oganisasi (perusahaan) agar
sukses dan panjang umur :
(1)
roh kesucian dan kesehatan
(2)
roh kebaikan dan kemurahan
(3)
roh cinta dan suka cita
(4)
roh keunggulan dan kesempurnaan
2.
Peran manajer sangat menentukan.
Manajer
harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan meningkatkan kinerja
perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 kompetensi manajer bervisi ke depan, ialah
: kemampuan strategi,
kemampuan
sintesis, kemampuan organisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan negosiasi,
kemampuan presentasi, dinamika, dan ketangguhan.
3.
Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.
Ada delapan persyaratan kualitas kehidupan
lingkungan kerja disebut kondusif, ialah :
(1)
Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan dengan baik
(2)
Kondisi kerja yang aman dan sehat
(3)
Kesempatan untuk belajar dan menggunakan keterampilanketerampilan baru
(4)
Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir
(5)
Integrasi sosial ke dalam organisasi
(6)
Perlindungan terhadap hak-hak individu
(7)
Keseimbangan antara tuntutan kerja dan bukan kerja
(8)
Rasa bangga terhadap kerja itu sendiri dan terhadap organisasi
2.11
Memiliki Kerampilan Personal Wirausahawan Andal.
Wirausahawan
andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
Pertama
Percaya
diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui
usaha
yang dilaksanakannya.
Kedua, mau
dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan
peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat
dan effisien.
Keempat,
mau
dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak,
terutama kepada pembeli.
Kelima,
menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
Keenam,
mencintai
kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes
dalam melindunginnya.
Ketujuh,
mau
dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan
perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko
yang moderat.
Kedelapan,
berusaha
mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dgn perusahaan.
Menurut Murphy and Peek, ada sekitar delapan
hal yang menjadi suatu anak tangga agar seorang wirausaha dapat
mengembangkan profesinya. Hal tersebut adalah:
1.
Mau bekerja keras (capacity for hard work)
2.
Bekerja sama dengan orang lain (getting things done with and through people)
3.
Penampilan yang baik (good appearance)
4.
Yakin (self confident)
5.
Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6.
Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7.
Ambisi untuk maju (ambition drive)
8.
Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
Menurut
Zimmerer, karakteristik wirausaha yang sukses adalah :
1.
Komitmen tinggi terhadap tugas
2.
Mau bertanggungjawab
3.
Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri
4.
Peluang untuk mencapai obsesi
5.
Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian
6.
Yakin pada diri sendiri
7.
Kreatif dan fleksibel
8.
Ingin memperoleh balikan segera
9.
Enerjik tinggi
10.Motivasi
untuk lebih unggul
11.Berorientasi
masa depan
12.Mau
belajar dari kegagalan
13.Kemampuan
memimpin
Dalam
suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Pemuda Versi
Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya
11
ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1.
Motivasi berprestasi
2.
Kemandirian
3.
Kreativitas
4.
Pengambilan resiko (sedang)
5.
Keuletan
6.
Orientasi masa depan
7.
Komunikatif dan reflektif
8.
Kepemimpinan
9.
Locus of Contro
10.Perilaku
instrumental
11.Penghargaan
terhadap uang.
Di
dalam kehidupan bidang usaha atau dunia bisnis, seorang Wirausaha tidak berdiam
diri sendiri, tetapi sangat perlu bantuan para Wirausaha lainnya, adanya
bantuan dari pihak pemerintah atau badanbadan usaha terkait lainnya. Oleh
karena itu, seorang Wirausaha harus menunjukan tingkah laku yang baik, sopan
santun, tolong-menolong, tenggang rasa, hormat-menghormati satu sama lainnya.
Masalah sopan santun, hormat- menghormati, tolong-menolong, dan tatakrama di
dalam berwirausaha sehari-hari itu adalah merupakan etika. Jika kata etika digabungkan
dengan Wirausaha akan menjadi Etika Wirausaha. Dengan demikian Etika Wirausaha
itu adalah prinsip-prinsip atau pandanganpandangan
dalam
kegiatan bidang wirausaha dengan segala persoalannya untuk mencapai suatu
tujuan serta melaksanakan nilai-nilai yang bermanfaat untuk meningkatkan
kehidupan usaha sehari-hari. Etika
Wirausaha
itu, adalah sebagai berikut:
1.
Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik, artinya wirausaha bertugas
untuk mewujudkan suatu
kenyataan hidup berdasarkan suatu kebiasaan
yang baik di dalam berwirausaha.
2.
Menempa pikiran untuk maju, artinya wirausaha melatih untuk membiasakan diri
untuk berprakasa
baik, bertanggungjawab, percaya diri untuk
dapat mengerjakan kebaikan dan meningkatkan
daya saing, serta daya juang untuk
mempertahankan hidup dari prinsip-prinsip berwirausaha.
3.
Kebiasaan membentuk watak, artinya wirausaha berdaya upaya untuk membiasakan
diri berpikir,
bersikap mental untuk berbuat maju,
berpikir terbuka secara baik, bersih dan teliti.
4.
Membersihkan diri dari kebiasaan berpikir negatif, artinya wirausaha harus
berusaha dan berdaya
upaya untuk menanggalkan dan membersihkan
diri dari kebiasaan cara berpikir, sikap mental yang
tidak baik, misalnya menyakiti orang lain,
serta menjauhkan diri dari sikap selalu menggantungkan
pada kemujuran nasib.
5.
Kebiasaan berprakarsa, artinya seorang seorang wirausaha harus membiasakan diri
untuk
mengembangkan dalam berprakarsa dalam kegiatan
pengelolaan usaha, dapat memberikan saran-saran
yang baik, serta dapat menolong kepada
dirinya sendiri.
6.
Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya seorang wirausaha harus percaya kepada
diri sendiri, harus
mempunyai keyakinan dan beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat meningkatkan nilai
nilai kehidupan di dalam berwirausaha.
7.
Membersihkan hambatan buatan sendiri, artinya seorang wirausaha harus berusaha
membebaskan dari
hambatan-hambatan dari adanya produk buatan
sendiri.
Seorang wirausaaha jangan mempunyai pikiran
ragu-ragu, merasa tukut, merasa rendah diri terhadap
hasil produk buatan sendiri.
8.
Mempunyai kemauan, daya upaya dan perencanaan, artinya seorang wirausaha harus
mempunyai
kemauan, serta daya upaya untuk mengetahui
kemampuan dalam hidupnya, cara merencanakan dalam
mengejar cita-cita mengembangkan usahanya
yang berhasil berdasarkan prinsip-prinsip kewirausahaan.
Sementara
itu menurut G. Meredith, et.al (1996) mengemukakan bahwa: Para wirausaha adalah
orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
yang ada;
mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Para
wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Daftar
ciri-ciri dan sifat-sifat berikut memberikan sebuah profildari wirausaha :
Keberhasilan
untuk menjalankan hidup berdiri sendiri dalam Wirausaha harus berdasarkan
kepada hal-hal di bawah ini :
1.
Bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam berusaha,
2.
Disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan usahanya,
3.
Bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat untuk maju,
4.
Berusaha dengan penuh keyakinan, iman dan penuh ketawakalan dalam berusaha,
5.
Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri di dalam berusaha,
6.
Mempunyai bakat serta mengembangkannya di dalam wirausaha,
7.
Mempunyai semangat tinggi dan penuh kesungguhan di dalam usaha.
3.
Sifat-sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausahawan
Demikian
banyak ciri-ciri yang mesti dimiliki, akan tetapi tidak semuanya harus
dimiliki. Menurut Fadel Muhammad, ada sekitar tujuh cirri yang merupakan
identitas seorang wirausaha, yaitu :
a.
Kepemimpinan
b.
Inovasi
c.
Cara pengambilan keputusan
d.
Sikap tanggap terhadap perubahan
e.
Bekerja ekonomis dan efisien
f.
Visi masa depan
g.
Sikap terhadap resiko
Bygrave
menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu :
?
Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya
?
Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan
yang tepat.
?
Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya
?
Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian
?
Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha
?
Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki
?
Details ; memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci
?
Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yanghendak dicapai
?
Dollars ; motivasi bukan hanya uang
?
Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai.
4.
Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil
Menjadi
wirausaha profesional harus memenuhi criteria ketangguhan dan ketangguhan.
Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh
1)
Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha
mencari peluang
keuntungan termasuk yang mengandung resiko
agak besar dan dalam mengatasi masalah.
2)
Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam
memuaskan
langganan.
3)
Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan
pengusahanya) serta
meningkatkan kemampuan dengan sistem
pengendalian intern.
4)
Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama
dengan pembinaan
motivasi dan semangat kerja serta
pemupukan permodalan.
b)
Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul
2)
Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya.
3)
Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk
langganan, pemilik,
pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa
dan negara.
Antisipasif terhadap perubahan dan
akomodatif terhadap lingkungan.
5)
Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas
dan efisiensi.
6)
Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi di
berbagai bidang.
5.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha
Menurut
Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1.
Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber
daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan
baik, faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran
kas akan menghambat operasional perusahan dan
mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.
Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5.
Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan
keberhasilan usaha. Lokasiyang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar
beroperasi karena kurang efisien.
6.
kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
7.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha
akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan, tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu.
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian
seseorang. Dan Steinhoff dan John F Burgess (dalam Suryana, 2003 : 16)
mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki
sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial personality) sebagai berikut :
1.
kepercayaan diri,
2.
kemampuan mengorganisir,
3.
kreativitas,
4.
suka tantangan
Kelemahan
wirausaha Indonesia menurut
Heidjrachman Ranu Pandojo yang perlu diperbaiki adalah :
?
Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
Sifat
mentalitet yang suka menerabas
?
Sifat tidak percaya pada diri sendiri
?
Sifat tidak berdisiplin murni
?
Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggunjawab yang kokoh
Peggy
lambing dan Charles L Kuehl (dalam Suryana, 2003 : 46-47) mengemukakan
keuntungan dan kerugian kewirausahaan sebagai berikut :
6.
Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan
Keuntungan
Kewirausahaan :
1.
Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi
seorang “bos” yang
penuh kepuasan.
2.
Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Peluang untuk mengembangkan
konsep usaha yang
dapat menghasilkan keuntungan sangat
memotivasi wirausaha.
3.
Kontrol finansial(Pengawasan keuangan). Bebas dalam mengelola keuangan, dan
merasa kekayaan
sebagai milik sendiri.
Kerugian
Kewirausahaan :
1.
Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang
lama dan sibuk.
Sedikit sekali waktu untuk kepentingan
keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan
untuk kegiatan bisnis.
2.
Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan,
personil maupun pengadaan dan pelatihan.
3.
Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan
keuntungan
yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka
marjin laba/keuntungan yang diperoleh akan
relatif kecil dan kemungkinan gagal juga
ada.
Dari
uraian di atas, akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa cirri-ciri seorang
Wirausaha yang baik itu, adalah sebagai berikut :
1.
Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan,
2.
Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan di dalam berwirausaha,
3.
Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya demi
mengejar suatu
keuntungan,
4.
Mempunyai daya kreasi, imajinasi di dalam mengenbangkan bidang usaha yang
digelutinya,
5.
Mempunyai cara menganalisis yang tepat, sistematis dan metodologis di dalam
mengembangkan
bidang usahanya,
6.
Memiliki kemampuan, kemauan dan tekad bulat di dalam mengembangkan bidang usaha
guna
mencapai kemajuan dan tujuannya,
7.
Membawa teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usahausahanya secara tepat
guna, efektif dan
efisien,
8.
Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamakn kembali keuntungan yang diperolehnya
di dalam
kegiatan bidang usahanya.
Dengan
perkataan lainnya ciri-ciri seorang Wirausaha itu diantaranya :
1.
Mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha,
2.
Selalu beriman dan berbuat kebaikan,
3.
Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah di dalam berusaha,
4.
Percaya kepada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju,
5.
Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang usahanya,
6.
Supel di dalam pergaulan bisnisnya,
7.
Pandai cara bernegosiasinya untuk memajukan bidang usahanya,
8.
Berpikir secara positif untuk maju dalam bidang usahanya,
9.Berinisiatif,
kreatif dan disiplin terhadap kegiatan usahanya,
10.Beritikad
baik untuk memperoleh kemajuan di bidang usahanya.
Kewirausahan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan
seuatu
yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup.
Pada hakekatnya kewirausahaan adalah
sifat,
ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Berikut ini beberapa indikator,
ciri-ciri, sifat kewirausahaan dari seorang wirausaha diantaranya yang telah
dijelaskan antara lain:
Motif
Berprestasi Tinggi
Selalu
Perspektif
Memiliki
Kreativitas Tinggi
Memiliki
Perilaku Inovasi Tinggi
Selalu Komitmen
dalam Pekerjaannya, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung jawab
Mandiri dan
tidak Ketergantungan
Berani
Menghadapi Resiko
Selalu Mencari
Peluang
Memiliki Jiwa
Kepemimpinan (leadership)
Memiliki
Kemampuan Managerial
?
Memiliki
Keterampilan Interpersonal
Jiwa
wirausahawan seseorang bukanlah merupakan factor keturunan, namun dapat
dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun juga. Yang penting dan
yang utama adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman.
“Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran
yang harus dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia agar tetap eksis dalam pertarungan
bisnis yang semakin transparan dan terbuka.
c.
Rangkuman
Kewirausahan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan
seuatu
yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup.
Pada hakekatnya kewirausahaan adalah
sifat,
ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
d.
Tugas
Carilah
Istilah-istilah kewirausahaan dari para ahli, praktisi, pengusaha yang ada di
Indonesia maupun luar negeri. Sebutkan sumbersumbernya
e.
Evaluasi
A.
Instrumen Penilaian
Untuk
melihat kompetensi anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut baik secara
terbuka.
1.
Jelaskan bagaimana ciri-ciri sikap seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan?
2.
Jelaskan bagaimana ciri-ciri motivasi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan?
3.
Jelskan bagaimana bentuk-bentuk perilaku seseorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan?
4.
Berikan beberapa contoh orang yang memiliki : motif berprestasi tinggi, selalu
persepektif, memiliki
kreativitas tinggi, memiliki inovasi tinggi,
selalu komitmet, etos kerja dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya, selalu mandiri dan tidak
ketergantungan, berani menghadapi risiko, selalu mencari
peluang, memiliki kemampuan manajerial,
memiliki kemampuan personal.
5.
Mengapa guru berhasil, siswa menjadi juara, gubernur berhasil membangun, atlet
berprestasi,
pengusaha sukses. Dan bagaimana mereka
meraih suskses?
Kunci
Jawaban:
1.
Ciri cirri sikap kewirausahaan: Bersikap jujur, bersikap disiplin, bersikap
ingin tahu, bersikap
menghargai pekerjaan, bersikap orientasi kedepan,
bersikap keteguhan, bersikap mandiri, bersikap
toleransi, bersikap terbuka.
2.
Ciri-ciri motiv wirausha, motif berprestasi, motif berafiliasi, motif menguasi
akan hasil-hasil
(berorientasi hasil).
3.
Ciri-ciri perilaku kewirausahaan meliputi motif berprestasi tinggi, selalu
persepektif, memiliki
kreativitas tinggi, memiliki inovasi
tinggi, selalu komitmet, etos kerja dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya, selalu mandiri dan tidak
ketergantungan, berani menghadapi risiko, dan selalu mencari
peluang
4.
Contoh :
a. motif berprestasi tinggi contohnya selalu
ingin tampil berbeda, mengutamakan nilai tambah, tampil
segera dan mengejar prestasi.
b. selalu persepektif contohnya berpikir
jauh kedepan
c. memiliki kreativitas tinggi contohnya
selalu berpikir sesuatu yang baru dan berbeda,
d. memiliki inovasi tinggi contohnya selalu
melalkukan sesuatu yang baru dan b erbeda
e. selalu komitmet contohnya menekuni suatu
tugas atau pekerjaan,.
f. etos kerja dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya, contohnya menghargai pekerjaan, tekun, teliti,
dan tanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
g. selalu mandiri dan tidak ketergantungan,
contohnya tidak mengandalkan terus
menerus petunjuk
orang lain, tidak suka menunggu dan
menunda pekerjaan.
h. berani menghadapi risiko, contiohnya
beraani berinvestasi, berani bertindak dengan penuh
perhitungan, berani tampil berbeda.
i. selalu mencari peluang, contohnya selalu
mencaari relung-relung yang bisa dilakukan dan dikerjakan,
selalu mencaari cara yang terbaru dan terbaik
j. memiliki kemampuan manajerial contiohnya
mampu merancang, mampu mengorganisasskan,
meampu melakukan dan mengkoordinasikan,
mempu mengendalikan,
k. memiliki kemampuan personal, contohnya
mampu berkomunikasi, mampu bergaul, mampu
bernegoisasi, mampu mengembangkan jaringan,
mampu bekerjasama.
5.
Guru berhasil menjadi telaadan karena ia tekun, rajin dan memiliki kekampuan
(professional), siswa
menjadi juara karena rajin, tekun, khusyu
(komitment) , bermotif tinggi, gubernur berhasil
membangun,karena komitmen, berinovasi,
berkreasi, dan memiliki kemampuan manajerial dan
kepemimpinan, atlet berprestasi karena
kerjakeras dalam berlatih, komitmen dalam berlatih, disiplin,
kerja keras, bermotif tinggi, pengusaha
sukses karena jujur, rajin, tekun , komitmen, memiliki
kterampilan berusaha, dan memiliki
keterampilan personal.. Semuanya sukses karena memiliki sikap,
motif dan perilaku kewirausahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar