Tulisan berjalan

"Selamat Datang di https://tasihat197.blogspot.com/"

23 April 2013

TANDA BACA



TANDA TITIK ( . )
Digunakan untuk :
1.      Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
      Contoh : Ayahku seorang guru.
2.      Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
      Contoh : 10.15.45 (pukul 10 lewat 15 menit 45 detik)
3.      Memisahkan bialngan ribuan atau kelipatannya.
      Contoh : Penduduk Desa Sukamaju berjumlah 15.157 orang.
4.      Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat.
      Contoh : H. M. Rizki Maulana

Tanda titik tidak dipakai untuk :
1.      Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
      Contoh : Peringatan Hari Pahlawan
2.      Di belakang alamat pengirim surat atau nama dan alamat penerima surat.
      Contoh : Yth. Nisrina Nurul Hasanah
                     Jl Terapi Raya No AE 3 Bogor
3.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi
      serta nama dokumen resmi yang ditulis huruf awalnya saja, suku katanya atau
      akronim yang sudah lazim.
      Contoh : Depdiknas
               PGRI
4.      Pada singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh :  km, Rp, Fe

TANDA KOMA ( , )
Digunakan untuk :
1.      Memisahkan petikan langsund dari bagian lain dalam kalimat.
      Contoh : Ayah bertanya, “Apakah kamu sudah lapar ?”
2.      Penulisan diantara unsur-unsur dalam pemberian atau pembilangan.
      Contoh : Ibu membeli bayam, kangkund, dan wortel.
3.      Memisahkan kata o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat dalam
      kalimat.
      Contoh : O, begitu ?
4.      Memisahkan nama, tempat, dan tanggal.
      Contoh : Bogor, 23 Maret 1970
5.      Memisahkan angka rupiah dengan sen dan memisahkan angka satuan dengan
      persepuluhan (dalam bilangan desimal).
      Contoh : Rp 750.000,00
   12,5 kg
6.      Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
      Contoh : Ibu membeli wortel, bayam dua ikat, kangkung tiga ikat, …
7.      memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang
      didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
      Contoh : Saya ingin datang, tatapi hari hujan.
8.      Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
      kalimatnya.
      Contoh : Karena hari hujan, saya tidak jadi datang.
9.      Di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
      kalimat.  Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu,
      akan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
10.  Di antara nama dan alat,  bagian-bagian alamat, nama tempat dan wilayah atau
      negeri yang ditulis berurutan.
      Contoh :
      Surat ini harap dialamatkan kepada Lurah Menteng, Kelurahan Menteng, Jalan Terapi Raya, Bogor.
11.  Memisahkan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
      Contoh : Alisjahbana, Sultan Takdir.  (1949).  Tata Bahasa
12.  Diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
      Contoh : W.JS. Poerwadaminta, Bahasa Indonesia untuk Karang –  Mengarang, Hlm 4
13.  Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan
      dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
      Contoh : Ir. Iwan Gunawan, M.M.
14.  Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
      Contoh : Guru saya, Pak Ali, pandai sekali.
15.  Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
      kalimat.
      Contoh : Atas bantuan Agus, Doni mengucapkan terima kasih.

TANDA SERU ( ! )
Digunakan untuk :
1.      Sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau di akhir kalimat perintah.
      Contoh : Tutup pintu itu !

TANDA TANYA ( ? )
Digunakan untuk :
1.      Pada akhir kalimat tanya.
      Contoh : Dimana kamu dilahirkan ?
2.      Di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
      kebenarannya.
      Contoh : Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)

TANDA TITIK DUA ( : )
Digunakan untuk :
1.      Akhir pernyataan lengkap diikuti rangkaian atau perincian.
      Contoh : Alat yang harus dibawa adalah :  gunting, lem, kertas warna, dan karton.
2.      Sesudah kata atau ungkapan yang hidup memerlukan pemberian.
      Contoh  :
            Ketua              :  Agus Salim
            Sekretaris        :  Nani Kosasih
            Bendahara       :  Yanti Maryati
3.      Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
      Contoh :
            Rini     :  Apakah kamu sudah membuat PR ?
            Tati      :  Ya, aku sudah membuat PR.

TANDA TITIK KOMA ( ; )
Digunakan untuk :
1.   Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
      Contoh : Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.
2.    Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
       kalimat majemuk.
      Contoh :
Ayah mengurus tanamannya di kebun ; ibu sibuk bekerja di dapur ; saya sendiri sedang mencuci sapatu.

TANDA HUBUNG ( - )
Digunakan untuk :
1.      Menyambung bagian-bagian kata ulang.
      Contoh :  murid-murid
         rambu-rambu
2.      Menyambung kata yang terpisah oleh pergantian baris.
3.      Menyambung awalan dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital.
      Contoh : se-Kecamatan
                    di-PHK
4.      Menghubungkan awalan atau akhiran dengan angka.
      Contoh : ke-60
                          25-an
5.      Merangkaikan imbuhan dengan kata asing.
      Contoh : di-mark up
                    Meng-update

TANDA PISAH ( - )
Digunakan untuk :
1.      Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun
      kalimat.
      Contoh :
      Kemerdekaan bangsa ini – saya yakin akan tercapai – jika diperjuangkan bangsa sendiri.
2.      Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain, sehingga kalimat menjadi lebih luas.
      Contoh :
      Rangkaian temuan ini – evolusi – teori kenisbian, kini memperlahan atom – telah mengubah konsepsi kita
      tentang alam semesta.
3.      Diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti sampai ke atau sampai dengan .
      Contoh : Jakarta – Bandung

TANDA PETIK ( “ …… “ )
Digunakan untuk :
1.      Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
      Contoh : Mira berkata, “Aku akan pergi ke Surabaya.”
2.      Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
      Contoh : Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
3.      Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
      Contoh : Ia bercelana panjang yang dikenal dengan nama “cutbrai”.

4.      Penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
      mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
      atau bagian kalimat.
      Contoh : Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

TANDA PETIK TUNGGAL ( ‘…..’ )
Digunakan untuk :
1.      Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
      Contoh : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”
2.      Mengapit makna terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
      Contoh : Feed back ‘balikan’

TANDA PENYINGKAT/APOSTROF  ( ‘ )
Digunakan untuk
1.      Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali ‘kan kuingat dirimu selalu. (‘kan = akan)

TANDA KURUNG (…)
Digunakan untuk :
1.      Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
      Contoh : Acara itu diselenggarakan di Istora (Istana Olah Raga)
2.      Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
      Contoh :
      Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden Indonesia) memimpin sidang kabinet.
3.      Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
      Contoh : Pekerja itu berasal dari (kota) Surabaya,
4.      Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
      Contoh : Bagian tubuh ikan meliputi (a) kepala, (b) badan, dan (c) ekor.

TANDA KURUNG SIKU ( […] )
Digunakan untuk :
1.      Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat
      atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.  Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan
      atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah asli.
      Contoh : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2.      Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
      Contoh :
      Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibahas dalam bab II [lihat halaman 12-15]) perlu
      disampaikan di sini.

TANDA GARIS MIRING ( / )
Digunakan untuk :
1.      Di dalam nomor dan pada alamat penandaan masa satu tahun yang terbagai dalam
      dua tahun takwin.
      Contoh :  No. 3/D.02/XII/2008
2.      Sebagai pengganti kata atau tiap.
      Contoh : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar